Friday, December 04, 2009

silahkan pergi kasmaran

telah diterbitkan di www.ilmuiman.com
----------------------------------------------------------

siang itu aku berjalan menundukkan raut duka yang masih mendalam. Betapa begitu menyakitkan, lelaki yang telah di pilihnya telah menempatkan dia dalam koordinat yang tak bisa lagi berubah. Kesedihan ini tidak mutlak harus kujalani , karena dia belumlah resmi menjadi pendampingku.

Hhhhh……kutarik nafasku panjaaaaaaang sekali, Alhamdulillah lebih tenang.

“assalamualaikum….” Setibanya di pintu rumah dan kudapati Ibuku sedang shalat.

Kulangsung bergegas menuju kamar dan otomatis merebahkan tubuh yang sudah sejak tadi ingin rebahan.

Kupejamkan mataku hingga kantuk datang dan melupakan arimata kisah cinta yang membuatku menangis sesaat tak kuingat.

“udah shalat neng?” sapa mama di balik pintu kamar.

Ku hanya tersenyum dan segera mengambil air wudlu. Rasanya kok maleeeeeees sekali, tapi shalat adalah kewajiban!! Harus kutunaikan.

Empat rakaat sudah kulakukan, hingga tibalah saatnya memanjatkan doa. Air mataku perlahan menitik tak tertahankan, teringat perjalanan hidup , teringat diri yang penuh kealfaan, harapan harapan kutumpahkan, berharap pada sang Pengabul doa mengabulkannya.

“subhanallah, ,memang shalat adalah obat!! Shalat adalah peredam segala rasa, terimakasih Ya Allah, kini ku lebih tenang” ku katakana dalam hati sambil membuka pintu kulkas dan kudapati buah tomat kesukaanku.

‘ayo..makan dulu “ mama menggandengku ke meja makan.
Seperti biasa, meja makan adalah tempat curahan hati kami , anak anak mama siti.

Ku selalu menceritakana apa yang kurasan seharian di tempat kerja atau rasa hati yang susah , senang selalu tumpah di meja makan ini.

Hmmm….meja makan yang sederhana, tapi sungguh luar biasa kenikmatannya.

“ bagaimana kabar Rio, kok sudah lama tak silaturahmi ke sini?” mama ajukan pertanyaan seputar Rio.
Rio adalah kekasih ku yang baru ku proklamirkan di hadapan kehadapan mama ku sebulan yang lalu.

“ hmm…baik mah, jangan tanya2 tentang Rio dulu yah, lagi sebel nih’ jawabku datar.

Mama pun terdiam dan beralih ke masalah adikku yang bungsu yang katanya ingin daftar akademi militer.

“adikmu achir, katanya ingin ikut akmil, dia tadi katakan itu sama mama” ungkap mama.

“ya baguslah!!, tapi tumben dia begitu semangat ma?”

“ iya, mama mah dukung ajah, soalnya achir bilang dia udah pesan sama buguru di sekolahnya untuk memberitahukan nilainya yang jelek biar bisa di ulang karena cita2 achir ingin ikut akademi militer.

Mama juga heran kok achir begitu semangat, bahkan sempat di godain neng. Wadduuuuh kayaknya mama harus jual lapangan yang ada di depan rumah kita nih untuk biaya masuk akmil, tapi sertifikat lapangannya masih ada dipemda ha ha ha ” ujar mama sambil tertataq

“ha ha ha, aku tertawa lepas, karena lapangan yang ada di depan rumah bukanlah milik kami, ahhh mama ada ada saja!”

Hingga akhirnya aku harus meninggalkan mama di meja makan karena telp ku berbunyi.

“ hmm…. Rio!! Ada apa dia?””

Ya!...ada apa?

Kok galak amat? Jawab Rio.

Suka suka dong!! Ayo cepat katakan , ada perlu apa? Keketusan ku tambah.

‘Besok ada waktu gak? Ayo kerumah, mamaku ingin bertemu,” ucap rio.


Halahh…emangnya kenapa mama ingin bertemu? Ucapku penuh tanda Tanya.

“ Kita sudah tak ada waktu lagi, untuk membicarakan masalah keseriusan kita ini. Orang tuaku tak ada waktu lagi, ini lah kesempatanya agar kita bisa segera menikah, kalo kamu tak bisa ya sudah , lupakan saja” kata Rio panjang lebar.

Hmm…..aneh sekali perasaan ku, terkadang sebel banget sama Rio, tapi kalo dia bicara bernada mengancam , rasanya aku takut sekali kehilangan lelaki yang baru ku kenal itu. Keinginanku untuk berumah tangga, selalu membuatku lebih sabar untuk menghindari kata2 pisah, ku ingin mengakhiri semua ini dengan pernikahan yang indah dan rumah tangga yang sakinah. Ku tekan perasaan2 yang bisa menyebabkan kami berbeda pendapat hingga akhirnya kun selalu mengalah dan meng iya kan a pa yang dikatakan dan diperintahkan Rio.

Ya udah jam berapa? Begitulah jawaban yang kuberikan untuk Rio.

Jam 10 pagi! Jawab Rio.

“wah aku khan kerja Rio”

Itu terserah kamu!! Kata2 Rio sebelum menutup telpnya.

“ngeselin!!!” ucapku penuh kekesalan.

Begitulah Rio yang selalu membuat sesuatu menjadi penuh tekanan.
Tapi kadang kagang si Rio ini romantic juga, tak jarang dia mengirimiku puisi dengan keindahan kalimat yang hhmmm….tak bisa aku lupakan.

Silih bergantinya hari dengan diselingi pertarungan kata kata antara aku dan Rio, masih membut kami bertahan sebagai sepasang kekasih hingga 2 bulan terakhir ini.

Kalo difikir fikir, kayaknya airmataku lebih sering mengalir di bandingkan dengan tawaku ini, hhmmm… sabar juga aku yah??

**
“lagi apa??” sapa rio.

”hai Rio, lagi santai ajah nih” jawab ku

“mau jalan gak dengan ku” Tanya Rio

“kemana?” jawabku.

”aku mau ajak kamu ke suatu tempat yang sangat indah” kata Rio,

Aku begitu senang mendengar kata2 rio saat itu dan tanpa berfikir dua kali aku langsung memutuskan menerima ajakan Rio.

Dikafe ceria, kami bertemu dan kami langsung pergi menggunakan motor yang biasa Rio bawa. Tak terasa maghrib segera tiba, dan aku mulai curiga mengapa dari tadi Rio terus menerus membawaku naik diatas motor.

“sebenarnya mau kemana kita ?” tanyaku
“kehotel “ jawab Rio

“haaaaaaaaaa??” aku terkejut
“kenapa” Tanya Rio

“jangan gila dong, untuk apa kita ke hotel?? “ Tanya ku penuh rasa cemas dan takut.
“aku ingin tahu apakah kamu masih perawan atau tidak “ jawab Rio menantang

Aku tak sanggup menahan amarahku, sebuah tamparan khas tiba di pipinya Rio dan Rio diam saja tak melawan. Kontan mulutku memaki Rio, tanpa ada titik koma, aku terus menerus berkata kata dan Rio pun menjadi terpancing memaki. Seperti biasa kata kata rio pedas dan membuatku terluka.

“dasar perempuan murahan…aku tahu kalo kamu itu sebenarnya sudah tak perawan lagi, kalo masih perawan mengapa kamu takut ku ajak ke hotel, aku harus membuktikanya kalo gadis yang akan kunikahi adalah seorang perawan, ku harus yakin itu” bentak Rio keras.

hiks hiks….tangisku tak tertahankan lagi.

“mulai sekarang, aku tak ingin dipilih olehmu lagi, cari gadis lain!!, aku tak suka kamu memperlakukanku seperti itu, pergi lah kau dari sini, aku tak ingin melihat mu lagi” sambil menangis aku beranjak menjauhi Rio.

Hatiku benar2 hancur, orang yang kusayang meragukan kesucianku dan dengan cara yang sangat melukai hatiku dia mempertanyakan itu.


Ku berlalu dan langsung bergegas pulang kerumah, jam 8 malam aku tibe dengan wajah jusut dan mata yang sembab. Hal ini membuat kedua orang tuaku bertanya tanya.

Kukunci rapat rapat apa yang telah terjadi antara aku dengan Rio. Basah…semuanya basah, bantalku, mukena, termasuk hatiku hancur saat itu.

Sejenak aku menghela nafas, daaaaaaaaaaaann……perlahan lahan ku coba mengerti apa yang telah terjadi.

Allah lebih tahu mana yang terbaik buatku, dengan begini aku tahu bagaimana rasanya disiakan, bagaimana rasanya mencintai, bagaimana rasanya diabaikan, bagaimana rasanya bersabar dalan keadaan terluka. Beribu alas an positif menghampiriku. Alhamdulillah, rasanya lebih tenang dan kubisa sedikit melupak Rio.

Jujur….aku masih sayang Rio, seperti adanya sekarang ini, sering melukaiku. Cinta memang aneh!!

Kini hari hariku ku lalui untuk melawan rasa cinta, rasa rindu, rasa sayang untuk Rio yang kerap kali datang menghantuiku.

Rasanya tidak enak!!! Rasanya sakit!!!, tapi hidup terus berjalan. Silahkan pergi kasmaran!!! Aku akan melangkah menyambut kekasih hati karena Ilahi. Biarlah yang lalu berlalu, hari esok khan selalu indah dengan harapan dan kau yang kucinta pasti kan datang pada waktunya.

**

Cinta ku adalah doa
Berbuah ceria berbunga suka
Cintaku adalah maaf
Berakhir tawa berkisah cerita indah.

No comments: