Wednesday, April 30, 2008

kamar tangga^_^


Koted! Kami biasa memanggilnya. Sebuah nama yang lucu dan unik,

Tinggi badannya hanya 167 cm dengan berat 60 Kg, kulitnya putih, dia orang lembanh sich J,

coba bayangin?? Orang nya sangat pendiam tapi cukup punya jiwa leadership di kelasku dulu.

Untuk urusan agama, orang2 menyebutnya ihkhwan banget. Kalo aku, kadang suka malu kalo di bilang akhwat, masih preman, tapi aku suka ihkwan he he,doakan yah, lg belajar agar bisa mendampingi ikhwan n berharap suatu hari ini aku bersanding dengan ikhwan sejati. Amiin.

Begitulah koted dan begitulah aku. Kami jarang sekali bercakap2, tp dalam hatiku menyimpan rasa simpati yang kayaknya lama2 di simpan berkembang jadi cinta dech. Tapi fikirku, itu hanya khayalan saja, karena tak mungkin dia mendambakan aku gadis yang waktu itu belum berjilbab.

Waktu berjalan, n hamdulilah aku mulai berkerudung, tepatnya 21 september. pokoknya belajar lah.

Aku sering perhatikan, bagaimana koted menjalani hari2nya, sungguh luar biasa, pribadi yang tenang, rapih n oke, pokoknya. Bagaimana rasulullh yah? saying sampai saat ini saya masih belum bisa meneladani jejak sang rasul, aku hanya baru bisa mengaguminya.

Awalnya, aku sangat malu kalo berbicara denganya, , Kalo pinjam diktat kuliah pun, aku biasanya pinjam lewat temannya. tetapi karena tugas2 kuliah akhirnya seiring mendekatkan kita dan keakraban pun terjadi.

Dia begitu care terhadap semua temen, itu yang membuat aku bertambah kagum , sikapnya yang mengayomi membuat aku betah berlama2 discuss dengan dia. Btw, gak ada yg tahu lho cerita ini)

Sampai di thn 2003, bulan october, kami di wisuda. Hamdulillah gelar S.Si, sudah di tangan. Saat itu cita2ku, setelah lulus, bekerja, menjadi istri lalu jadi ibu, tamat dech, he he. Memang di bilang telat yah, di usiaku yang 22 tahun, aku masih blm mikir u/ menikah, malah kerja dulu. Btw, tp aku sudah punya bayangan kira2 seperti apa calaon ayah buat anak2 ku nanti. So I am really like koted. (hanya di simpan dalam hati)

So how come? Hamdulillha juga , hasil penelitian Kami berdaya jual. Maka dengan dibanti dosen dan sahabat2, berdirilah sebuah CV, konsen di bidang water treatment.

Lalu, CV kami itu, market Kami di daerah purwakarta, Kami berdelapan mengembangkan CV yang kami bangun, kebersamaan pun juga terbangun juga disitu termasuk aku dan koted. So nice, aku bener2 bisa lihat bagaimana dia seorang yang berkemampuan u/ memimpin.

Sampai suatu ketika, di suatu malam selepas shalat isya,dia berbicang dengan ku di damping Osi sahabatku. Dia katakan ingin menikah. Good news!! Kmai sambut pernyataannya. Lalu tanpa pernah terlintas dalam hati, koted ingin menikahi ku.

Just fyi, saat itu , pengahasil kami dr hasil membangun CV tersebut ± 450rb/bulan (2004).memang tak salah kalo ada istilah cewek matre. AKu berfikir bagaimana mungkin, dengan penghasil segitu, menikahiku, uang jajanku saja dr orang tuaku, kurang lebih 300rb.(itu dulu waktu blm ngerti, padahal khan alloh bilang dalam kitabnya kalo siapa yang menikah, maka Alloh akan mengayakannya.)

Dengan alasan masih ingin belajar bekerja, kutolak keinginannya menikahi ku sampai beberapa kali.

Akhirnya ku kenalkan sahabatku, dessy kepada koted yang berharap bisa megobati perassan sedih koted, karena kecewa terhadapku. Selain itu juga aku tahu dessy memang ingin menikah dalam waktu dekat.

Sampai akhirnya koted dan Dessy saling bertemu, hingga koted pun mengatakan. “aku ta’aruf dengan dessy”, seneng sih tapi kok jelous yah ha ha,

Dibulan april 2005, pernikahan pun dilangsungkan dengan sangat sederhana, ku melihat koted dan dessy begitu bahagia. (Moga Alloh memuliakan mereka. Amiin).

Pelan2 aku belajar dr mereka, tentang apa itu arti menikah, dan semuanya tentang kehidupan. Semuanya berproses sampai akhirnya aku tahu, mengapa harus menikah dan karean apa aku harus menikah.

Setelah menikah koted, memutuskan u/ tidak bergabung lagi dengan Kami di Cv yang telah kami bentuk., dengan alasan yang sangat mulia, “aku ingin membahagiakan istriku dengan cara ku sendiri, aku mau jadi guru katanya” dan akhirnya dia memang menjadi guru honorer. Dan dessy manjadi seorang guide di sebuah perkebunan di cisarua lembang. Bisa di bayangkan bagaimana sederhanya kehidupan mereka.

Jika di lihat dr latar belakang ekonomi, keluarga koted termasuk berada, tp saat menikah + setelah menikah dia sama sekali tidak memanfaatkan kekayaan orang tuanya u/ mendukung kehidupan rumah tangganya sekarang.

Lalu, sudah menjadi ritual bagi kami satu angkatan untuk saling silmi 2bulan sekali dan bulan itu jadwaalny di rumah koted beserta istrinya.

Sangat mirip sebuah kos-an anak kuliah yang alakadarnya. Seperti layaknya sahabat, Kami menggoda koted, perihal pernikahanya dengan dessy. Mreka berdua senyam senyum bahagia. Jelous juga nich.

Setiap pertemuan, selalu saja ada hal menarik termasuk pertemuan kali ini dirumah koted. Sembari menikmati hangatnya persaudaraan kami, aku larut dalam kekaguman terhadap dessy, karena Alloh dessy menikahi koted, bukan karena salarynya. Maha suci Alloh yang telah mmpersatukan umatnya dalam pernikahan. Sambil menghampiriku dessy mengatakan sesuatu “ ayolah, genapi dienmu dengan segera menikahJ”, kamu bahagia des? Tanyaku. Sangat Bahagia ucapnya, menikah lah karena Alloh, tuturnya .

Astagfirullahal adzim, maafkan aku ya Alloh, kupernah berfikir melupakannmu, karena pernah menghitung rejekimu dengan jari tanganku. Menyangsikan janjimu. Begitu banyak nikmat yang tak pernah ku sadari sepenuhnya adalah sedungguhnya darimu. Pakaian yang kupakai, acessoris yang kukenakan, kerudung yg ku pakai dan semuanya, memang semuanya kubeli dr salary ku setelah bekerja, padahal hakikatnya semuanya dari Alloh. Ahh…betapa bedosa nya Aku.

Sesudah dzuhur kami menikmati hidangan yang sudah di siapkan dessy, makanan yang disiapkan bukannlah makanan mewah, ya…cukup sederhana, tapi nikmatnya sampai di hati. Mungkin beginilah jika menikah, semunya serba nikmat. Subhanalloh. Tak terasa, yang selalu otomatis selalu menemaniku, air mata!. Syukurku pada mu Robbi, kini ku mengerti.

Setelah cukup kenyang, Kami mengakhiri silmi kita and bergegas u/ kembali k rumah masing2. Sambil sama2 menbaca doa akhir majlis, koted menutup silmi kita, dan berkata “ inilah kamar tangga kami……………he he, doakan segera bisa membentuk rumah tangga’.

Huu…tiba, kodang nyeletuk, tp memang iya sih, koted+dessy mendiami sebuah kamar sederhana, bahkan sangat sederhana u/ seduah pasangan suami istri.

Dedicated to koted+istri, kehangatan, kebersamaan dalam kamar tangga kalian masih terasa dihatiku, bukan dengan kata2 kau bisikan dalam sukmaku tentana, apa, mengapa dan harus bagaimana menikah itu, tentang bulatnya sebuah keyakinan terhadap janji Alloh. Hhhhmm…..moga aku bisa mengikuti jejak kalian yang bahagia dengan menggenapi stengah dien mu. Salam kangen buat kalian serta buah hati kalian, Nay. I love you all, Moga Alloh selalu menunjukkan jalan ridlo nya.

Koted sekarang sudah s2, aku masih tetap s1 seperti dulu…subhanalloh, sapa coba yang kasi rejeki????? Allohu Akbar.

Tuesday, April 29, 2008

Dia yang begitu kolokan adalah istriku ^_^

Sejak semester 1 dikampus, Ugi memang sering terlihat konyol, lucu dan sangat cuek. Osi sih biasa saja melihat sosok dia dan kadang2 jengkel dech, apabila matakuliah praktikum dia hanya ngobrol saja. Jengkel dech pokoknya.

Awas lho lama2 kamu bisa jatuh cinta dengan dia, ledek ku. Jatuh Cinta?? Gak Dech, jawab Osi.

Waktu terus berlalu, hingga akhirnya semua perdiksi ku terjawab sudah. Ugi dan Osi benar2 berkomitmen untuk saling serius dan menikah setelah lulus kuliah nanti . Kami waktu itu bersahabat 8 orang. Kami sering melihat mereka rebut gara2 hal kecil.

Misalnya, Osi sering nagmbekan gara2 permintaannya tak di kabulkan ugi, misalnya Osi mina di temenin beli mie ayam tapi Ugi tidak mau. Sunggguh lucu melihat mimic wajah Osi yang seperti anak kecil. Dan masih banyak hal yang menunjukkan ketakdewasaan mereka.

Sampai suatu waktu di usia 25 tahun, mereka memutuskan untuk menikah.Saat itu ugi bekerja 1 tim dengan kita membentuk sebuah CV di kawasan purwakarta di bidang watertreatment. Sunguh diluar dugaan sesaat mereke setelah menikah, Kami memutuskan untuk membubarkan CV tersebut karena berbagai pertimbangan, sehingga Ugi menjadi kepala keluarga yang pengangguran/ tak berpenghasilan.

Kami melihat Ugi sangat sedih karena disaat memulai rumah tangganya dia di himpit kesulitan ekonomi karena dia jobless.

Just for info, Osi ini anak bungsu dr 2 bersaudara dengan kondisi perekonomian yang serba berkecukupan, so sikapnya sangat manja sekali, sedangkan ugi anak ke 3 dari 4 bersaudara dengan kondisi perekonomian yang biasa saja.

Pernah di suatu pagi, saya silmi ke rumahnya (masih tinggal di rumah orang tuanya Osi), seperti biasa dengan siaftnya selalu ceria sebenarnya dia menyembunyikan kegundahan.

Tiba2 di sela percakapan kami, terdengar “roti..sari roti…”, dia tersentak n berakata “ Osi mau roti nich…, ,lalu dengan gaya bicaranya yang manja “…maaah, kalo sudah nikah, Osi boleh minta jajan sama mama tidak? Pinta osi pada mamanya”….sebuah percakapan yang menngelitik sekaligus membuat saya terenyuh.

Lalu tanpa di minta sang mama segera membelikan roti untuk osi tersayangnya. Setelah roti itu ada di hadapan Osi, Osi tidak memakannya

“ tau tidak, semalam Osi melihat ugi menangis usai sholat malam, Osi lihat dia mengadu padaNya, tentang ke khawtirannya mendidik Osi menjadi istri yang shaleheh dan kegundahannya menajdi seorang kepala keluarga”

Dan tadi pagi setelah shalat subuh, dia meminta maaf pada ku ujar Osi, dengan bulir2 bening yang sudah siap meluncur diPipinya dia bercerita. Ugi meminta maaf bila sampai hari ini, ugi belum bisa membahagiakan Osi, Ugi khawatir dengan keterbatasannya tidak bisa mengantarkan osi jadi istri yang sholihah, khawatir tak mampu sabar u/ mengais rejeki dalam jalan yang halal. Dengan mata basah Osi bilang, dan “Osi pun khawatir tak mampu mendampingi aa (panggilan Osi buat Ugi), u/ sama mewuudkan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warahmah, khawatir tak mampu melstarikan cinta dalam rumah tangga ini.

Osi merasa tenang sekarang , ujarnya padaku. Walau dia tak memberikan harta, materi padaku, dia ajarkan Osi bagaimana mencinta dan cinta itu tak hanya untukku tapi untuk Nya jua.

Tak terasa air matakupun mengalir tanpa diminta, beberapa saat sebelum pernikahan kulihat mereka bergitu seperti anak2.

Tanpa ada yang mengajari , dengan pernikahan dan di tengah kesulitan mereka mampu berfikir bagaimana untuk tetap istiqomah di jalannya dan sabar mengahadapi relalita kehidupan. Subnalloh memang. Sungguh pelajaran yang takkan pernah di dapat disekolah manapun,

Sejak perkenalan mereka, sebelum menikah, Ugi tak selalu bisa meredam ngambeknya osi yang manja atau orang sering bilang kolokan, setelah pernikahan dengan ketulusannya Ugi dan tekadnya u/Mengantarkan Osi memasuki bahtera rumah tangga, sedikit demi sedikit mereka belajar dan memahami arti komitmen yang telah mereka sepekati, yaitu “pernikahan”

Benarkan doa nya seorang istri akan makbul? Ujarnya lagi? “insya alloh, jawabku”, tapi Osi bukan istri shalihah, sambil menangis ia memelukku, hanya tekadku saja yang ingin menjadi istri yang shalihah, Osi ingin mendoakan suamiku”

Sungguh luar biasa, keinginan yang sangat mulia , dengan keterbatasanku mengenai ilmu agama kuakatakan padanya, Alloh tidak akan mengecewakan hambanya yang mendekat padanya. Aku begitu, bersyukur menyaksikan pemandangan ini.

Beluam genap 1 bulan , Osi beritakan bahwa Ugi sudah bekerja, dengan nada biacaranya yang bahagia dan syukur tak terhingga dia kembali bercerita padaku.

“Perjalanan masih panjang, aku harus menata hatiku dan meluruskan niatku serta menjaga keihklasanku dengan pernikahan ini, doa aku ya “ Ujar Osi penuh optimis.

Semuanya memang Alloh yang maha membolak balikan hati, dengan ketulusan, keihlasan Ugi, serta penyadaran dalam hati bahwa Osi , istrinya sebagai bentuk amanah, sedikit2 membuat osi tampil lebih dewasa.

Dari mulutnya osi kini sering meluncur doa2 sebagai wujud kasihnya terhadap suami. Ngomel2, ngambek..ngak dech ucap osi masih dengan gayanya yang manja.

Tapiiiiii….kalau ogi pulang kerja telat, maaf yah…agak kenceng dikit he he, sambil menatap suaminya.

Dia yang begitu kolokan adalah istriku, I love you Osi….sambut sang suami kepada Osi sambil lembut tersenyum simpul. I love you too just the way you areJ jawab osi.

Nampak begituu… bahagia.

Dedicated to mama nashwa, anak dr Osi dan Ugi, semoga alloh membimbing kalian menjadi guru buat anak2 kalian n selamat melestarikan cintaJ, n thanks for beautiful ukhuwah nya.

Dialog Karakter dan Kelayakan Untuk Di Cintai.

Assalamu’alaikum wr wb,

Indah bukan? Tatkala sahabat kita si pulan akan menikahi si mulan pada hari HJ.

Lalu dengan sangat indahnya kita sering mendengar dan menyatakan “ wah…sebuah pasangan yang serasi” ketika meyaksikan pernikahan seseorang.

“pasangan serasi” kata2 yang selama ini menjadi pertanyaan buat saya.

Serasi itu apa dan bagaimana sih?

Kita ambil kasus yang paling dekat dengan saya, orang bilang mama dan bapak saya bukan pasangan serasi karena :

  1. bapaku orgnya berkulit hitam, serius, cerewet, disiplin, tegas, pekerja keras, tapi…agak sedikit manjaJ, maaf ya pa’
  2. mamaku orangnya cantik he he, putih, humoris, cuek, nyantai .(pokoknya mereka orang tua no 1 buat saya)

kadang2 kulihat mereka cekcok gara mama lupa menyiapakn minum air putih hangat kesukaan bapakku setiap pagi, ibuku menyikapinya dengan becanda tapi bapak menyikapinya dengan serius. Tapi tak jarang juga mamaku bete gara2 bapak yang super duper serius. Pokoknya ada banyak hal kecil yang kerap kali membuat mereka cekcok (kalo kata orang sunda, awet rajet he he), tapi tau tidak usia pernikahan mereka hampir 28 tahun. Subhanalloh.

Ada yang lucu dan aneh dari epristiwa itu menurutku, kadang mama kangen di omelin bapak “kok bapak tak ngomel yah he he, dengan gaya nya yang khas”

Saya juga tidak mengerti, karena menurut logika saya, semakin seringnya perselisihan maka mungkin akan menyebabkan yang sudah dekat menjadi jauh atau mungkin akan melepaskan sebuah ikatan.

Tapi justru lain, mama dan bapaku nampak begitu kehilangan saat karakter mereka tak muncul dan inilah yang menyebabkan mereka saling mendekat.

Tapi ini ada lain lagi cerita,uakku, menuruku dan juga orang lain adalah sebuah pasangan yang serasi. Mereka kerap kali menampilkan kemesraan mereka di hadapan kami. (jadi memotivasi kami yang belum menikah u/segera menikahJ)

Tapi tak tahu apa yang terjadi, mereka “bercerai”, sedih sekali mendengar itu.

“Cinta” ahh cinta, memang susah sekali di definisi olehku. Ternyata kekurangan seseoranga bisa juga menyebabkab seseorang u/ mencintai. Ya..kadang2 karakter pun harus didialogkan, cinta yang akan mengikat semua itu. Karena jauh di lubuk hati kita sebenarnya adalah keinginan u/ selalu saling mencinta. Marah tak selalu benci, tapi itu bentuk cinta juga. Diam tak berarti cuek tak mau tau, tapi itupun bentuk cinta.dst.Semuanya bias mengekspresikan cinta. Andaikan semuanya tahu…kalo itu semuanya, sebenarnya cintaJ. So, serasi itu apa? Masih tak tauJ

So kadang2 saya pun ,merasa tak pede “apakah saya layak di cintai?”Pertanyaan itu kerap kali muncul dalam benak saya. Misalnya ketika memutuskan tawaran seorang ikhwan u/saling ta’aruf. Dan otomatis di barengi pertanyaan ‘akankah saya mampu memberikan yang terbaik buat pasangan kita, setelah kita tahu di batasi dengan kekurangan, keterbatasan ilmu dst,

Lalu yang lebih jauh lagi, ketika mempertanyakan “Layakkah kah DIA mencintai saya” akankan saya diberikan kekuatan u/ mampu mempersembahkan yang terbaik untuk NYA.

Semua kembali pada cinta, dengan cinta kita persembahkan, kita abdikan , kita lakukan u/ seseorang atau sesuatu yang kita cintai dengan mengesampingkan semua bentuk kekurangan kita.

Lalu dengan rasa cinta pula, kita tertatih2 dalam rentetan godaan untuk selalu taat pada NYA,dengan sejuta harapan agar DIA mencinta kita. Cinta yang takkan pernah bertepuk sebelah tangan pabila kita menyatakan CINTA pada NYA.

Semuanya disatukan atas takdir dan cinta Alloh, ya…100% campur tangan Alloh, tak ada yang kebetulan.

Harapan terakhir adalah, semoga CINTA NYA kelak membawa kita ke surgaNYA.

Wallohu a’lam.

“Dari dan untuk hamba yang sedang belajar mencinta”

@Lily Liandiana - Cimahi City 27 April 2008@