Tuesday, December 15, 2009

akhirnya aku memang harus rindu......



# 19.10
dengan rasa yang tak sehalus wanita wanita yang lain, aku berusaha menjadi wanita benar2 wanita, penuh kasih sayang, full kelembutan, full kebijakan, pokoe "ibu" banget. sosok yang membuat siapa saja akan menitikkan air mata dan rela melakukan apa saja demi kebahagian seorang ibu.

# 19.19
waktu kini telah mengatarkan ke jenjang yang sudah di lalui teman2 ku, yakni seorang ibu. ibu adalah wanita, wanita adalah aku, kelak, akan kah aku jadi ibu yang dirindukan kata2 nya karena menenangkan anakk2nya?? akan kah aku jadi ibu yang mengantarkan anak anakku mengenal tuhannya dan tahu cara bersyukur?? akan kah aku jadi ibu yang mampu memdekapnya dengan kasih sayang hingga anaku terlelap hingga hari berganti yang selalu dipenuhi tawa ceria??

# 19.25
dulu, ia mengandungku 9 bulan, menyusuiku 2 tahun, mengasuhku hingga suami berikrar menjagaiku. ibuuuuuuuu.......sepanjang itu aku bersamamu, kini aku bahagia bersama suamiku. apakah yang kau rasa wahai ibu?? kau bilang, "aku bahagia, kau temukan lelaki shalih yang khan mengimamimu, menuntunmu ke SyurgaNya" .... kata2 terindah yang pernah ku dengar. kau merwatku hingg aku begini, dengan lapang kau relakan aku kini bersama suamiku.

# 19.30
jika rasa adalah patokan, mungkin ibu akan enggan menyerahkan anaknya pada kau para suami, anak anak wanita itu permata hati para ibu. Tapi ibu......., merawat anak anak wanita agar anak anak wanita ini kelak menyenangkan hati mu wahai para suami.

# 19.33
Lalu...ibu merawat anak anak lelaki dengan cinta yang tak kalah penuh untuk anak wanita. hingga kelak anak lelaki ini berjiwa ksatria, takut pada tuhanNya, bertanggung jawab pada keluarganya, hingga kau, anak wanita menjadi istrimu.Dan anak lelaki ini kini berada di sampingmu wahai para istri. Ibu mengalirkan cinta, merawat anak lelakinya agar kelak ia bertanggung jawab untuk mu wahai para istri. Lagi - lagi bukan rasa patokannya, Ibu melepangkan Ridlonya, anak lelakinya untukmu wahai para istri.

# 19.37
tak ada alasan untuk melupakan Ibu. Tak ada untuk tak menyayangi oarang tua suami. Tak ada alsan untuk tak menyayangi orang tua istri. Mereka mengikhlaskan aku, kamu atau siapa saja yang kini suami istri untuk bersama. Padahal Ibumu, Ayahmu telah renta.

# 19.39
Untukmu Ayah Ibu, doaku semoga Allah membuat hidupmu khusnul khotimah. Semoga Abdiku * juga abdi semua istri* pada suami hapuskan dosa dosa kalian, semoga tanggung jawab suamiku * juga setiap suami* menguatkanmu terus berada di jalanNya hingga menutup mata.

#19.42
hingga rindu yang melukis wajahmu
di ujung mata kulihat senyuman
dalam barisan maaf yang pernah kau hadiahi untukku
menyeretku pada waktu bersepeda beroda empat
melayang hasratku dalam kisah yang tak pernah pupus
Sementara disini aku rindu
Doaku, kupastikan menhampirimu di daun pintu
mewangi ke taman hatimu Ibu
membuncah lewati kekarnyan hatimu Ayah.

No comments: