Lika liku hidup memang, tak kan pernah ada yang bisa menebaknya. ku ingin mencoba belajar bersyukur dengan semuanya, termasuk dengan kesedihan. Keceriaan harus menyelimuti warna hidup ku.... Aku ingin menebar kecerian jg dengan semuanya... Semoga...
Tuesday, December 15, 2009
akhirnya aku memang harus rindu......
# 19.10
dengan rasa yang tak sehalus wanita wanita yang lain, aku berusaha menjadi wanita benar2 wanita, penuh kasih sayang, full kelembutan, full kebijakan, pokoe "ibu" banget. sosok yang membuat siapa saja akan menitikkan air mata dan rela melakukan apa saja demi kebahagian seorang ibu.
# 19.19
waktu kini telah mengatarkan ke jenjang yang sudah di lalui teman2 ku, yakni seorang ibu. ibu adalah wanita, wanita adalah aku, kelak, akan kah aku jadi ibu yang dirindukan kata2 nya karena menenangkan anakk2nya?? akan kah aku jadi ibu yang mengantarkan anak anakku mengenal tuhannya dan tahu cara bersyukur?? akan kah aku jadi ibu yang mampu memdekapnya dengan kasih sayang hingga anaku terlelap hingga hari berganti yang selalu dipenuhi tawa ceria??
# 19.25
dulu, ia mengandungku 9 bulan, menyusuiku 2 tahun, mengasuhku hingga suami berikrar menjagaiku. ibuuuuuuuu.......sepanjang itu aku bersamamu, kini aku bahagia bersama suamiku. apakah yang kau rasa wahai ibu?? kau bilang, "aku bahagia, kau temukan lelaki shalih yang khan mengimamimu, menuntunmu ke SyurgaNya" .... kata2 terindah yang pernah ku dengar. kau merwatku hingg aku begini, dengan lapang kau relakan aku kini bersama suamiku.
# 19.30
jika rasa adalah patokan, mungkin ibu akan enggan menyerahkan anaknya pada kau para suami, anak anak wanita itu permata hati para ibu. Tapi ibu......., merawat anak anak wanita agar anak anak wanita ini kelak menyenangkan hati mu wahai para suami.
# 19.33
Lalu...ibu merawat anak anak lelaki dengan cinta yang tak kalah penuh untuk anak wanita. hingga kelak anak lelaki ini berjiwa ksatria, takut pada tuhanNya, bertanggung jawab pada keluarganya, hingga kau, anak wanita menjadi istrimu.Dan anak lelaki ini kini berada di sampingmu wahai para istri. Ibu mengalirkan cinta, merawat anak lelakinya agar kelak ia bertanggung jawab untuk mu wahai para istri. Lagi - lagi bukan rasa patokannya, Ibu melepangkan Ridlonya, anak lelakinya untukmu wahai para istri.
# 19.37
tak ada alasan untuk melupakan Ibu. Tak ada untuk tak menyayangi oarang tua suami. Tak ada alsan untuk tak menyayangi orang tua istri. Mereka mengikhlaskan aku, kamu atau siapa saja yang kini suami istri untuk bersama. Padahal Ibumu, Ayahmu telah renta.
# 19.39
Untukmu Ayah Ibu, doaku semoga Allah membuat hidupmu khusnul khotimah. Semoga Abdiku * juga abdi semua istri* pada suami hapuskan dosa dosa kalian, semoga tanggung jawab suamiku * juga setiap suami* menguatkanmu terus berada di jalanNya hingga menutup mata.
#19.42
hingga rindu yang melukis wajahmu
di ujung mata kulihat senyuman
dalam barisan maaf yang pernah kau hadiahi untukku
menyeretku pada waktu bersepeda beroda empat
melayang hasratku dalam kisah yang tak pernah pupus
Sementara disini aku rindu
Doaku, kupastikan menhampirimu di daun pintu
mewangi ke taman hatimu Ibu
membuncah lewati kekarnyan hatimu Ayah.
sekilas
/a. sekilas
kemarin sekejap sekilas pandang itu menghanyutkanku
pada hangatnya api ku katakan kau kini mengalir dalam nadiku
pada hati yang kerap berbohong ku akui
doaku kini menjelma kamu
berkuncup kuncup senyuman mekarkan bahagia sepanjang riwyat cinta
/b. kelok
saat sunyi hinggap di benak remaja
saat rindu memuncak di puncak asa
saat tawa terekam di jejak fikir
saat doa berhamburan di sunyi malam
saat mentari kian hangat
saat jalanan lurus tak bertepi
saat angin berhembus ramai
kelok elok singgah sumringah
yang kupandangi di ujung rasa
di persimpangan ini kian terasa
untukmu ku berdiri
/c. .......
temaram cinta mengoyak rasa
hingga yakin ku melangkah
karena takdir kini kau miliku
selamanya.
** berbalut syukur tiada tara, untukmu!!
margahayu, 15 desember 2009
Monday, December 14, 2009
jejak tadi siang
semalam aku bersandar di benderangnya rembulan
seakan sengaja sang malam ingin mencumbuku
tak di sangka anginpu numrung bercengkrama
ceritakan kisah siang mereka
mengesankan!! tutur rembulan
tak terlupakan!! ucap sang angin
lalu, kau anak adam?
ceritakan??
pinta mereka padaku
terdiam terpaku
aku malu.......oh rembulan
aku malu ..... oh sang angin
yang kulihat tadi tak membuatku bersyukur
yang kualami tadi membuatku bersedih
jujur..........
bingkai bahagia itu masih miliku
aku lupa...oh rembulam
aku lupa ...oh sang angin
aku lupa syukur!!
** bila malam tak gelap, bintang takkan kian berseri terang
bila tak pernah terluka, takkan ada senyuman sahabat,
bila tak lupa, takkan ada istigfar..
aww....awwwan..:)
bila kadang kadang keingina ini tak menentu, mungkin sang pengabul Doa pun akan kebingungan akan memberikan apa, butuh ketegasan untuk meminta, butuh nyali untuk mengungkapkan rasa, apalagi sebuah impian, butuh kekuatan untuk mengungkapkannya dan butuh energi yang besar untuk mewujudkanya, buat trek yang jelas agar arahnya tidak salah menuju impian itu, belajar cuek untuk mengabaikan sesuatu yang akan menjauhkan kita dari konsentrasi kita meraih mimpi.
ya.... akan selalu " butuh " semuanya begitu. aku ,kamu, alam ini semuanya dalam satu siklus yang saling bantu, saling " butuh".
sore kemarin, sengaja aku berdua dengan hening senja.
sapaan angin yang lembut membuat ku merasa sejuk dan kulitku terasa dingin.
kupandangi Maha Karya yang indah, untaian awan yang berarak seakan sombong banget tak melihatku yang sedang memperhatikannya.
itulah awan yang hanya mendatangi dan menghiraukan yang ia butuhkan dan untuk satu tujuan, dia bergerak karena angin, atau boleh juga di bilang awan gerak karena butuh angin untuk berkumpul dengan sesama awan lainya dan akhirnya menjadikan bumi kita basah, segar, barakah, karena awan yang begitu konsen melaksanakan salah satu perannya sebagai bahan baku hujan.
ada peran di setiap masing masingnya, tak tek terkecuali aku!!!
tapi aku bingung, peranku sesungguhnya apa??????............
********* I B A D A H, tampak teroritis dan jawaban basi banget, tapi itulah adanya. Semoga...semoga...semoga....bisa!!
Saturday, December 12, 2009
kisah kecil : ternyata dekeeet banget
waktu itu hari kamis,
biasalah...tiap hari kegiatan ku lebih banyak dirumah. jaga kantor eh jaga kandang he he.
semua tau lah * sombong pizan he he* misua tuh usahanya khan buat2 baju dari rajutan gitu dan salah satu konsumen tetapnya adalah MLM di indonesia.
lalu...dihari kamis itu ada paket dari MLM tersebut ternyata 3 dus pakean yang gak lolos QC di MLM tersebut.
sok ngerti and sok rajin, ku buka tuh dus2 nya dan dengan penuh semangat aku ingin tahu qty nya karena kok banyak amat sampe 3 dus yang rejek.
biasane...kalo ada rejekan itu, pihak MLM buatkan surat jalan, dengan begitu kita bisa ngecek qtynya dengan mudah, pada waktu itu setelah di bongkar ke tiga dus tersebut ternyata aku tidak menemukan surat jalan itu. capeeeeee dech bongkar 3 dus :(
truzzz....aku telpon tuh si MLM minta di terbitkan surat jalan yang sesuai denga qty barang yang ku terima and singkat cerita kami telpon2an untuk ngurusin administrasi itu cukup lama deh, soalnya aku kekeuh minta di fax sedang meraka yakin surat itu sudah dikirim bersama dengan baju2 rejek tersebut.
lalu...aku berhasil membuat si MLM mengefax surat jalannya kembali dan dengan bangga hati aku sms suamiku kalo aku berhasil ngrusin surat itu hingga ku dapat bukti fax nya. * Gaya khan?? he he he*
dan ketika seseorang mengetuk pintu, yang ternyata suamiku, eeeeeeeeee.......aku melihat amplop coklat di belakang dus baju yang rejek td. upsss....ternyata dia ada di sini. batinku....kok tadi gak ada yah???
suamiku menimpali " itu artinya ?? he he" sambil ketawa ketiwi....seakan dia mau bilang, kalo kehadiran dia itu bawa hoki "
huuuu...ngeselin yah!!!
bete banget wakttu itu, aku nlangsung telp MLM tersebut dan minta maaf kalo tenyata emang amplop yang berisi surat jalanya ada.
wuuuuu...suamiku mesam mesem..." ya ...mungkin emang harus gitu dulu baru ketemu tuh amplop" kata suamiku.
sebell.... sebelll...betkumpul jadi satu dalam hati...udah cape2...eeee...taunya, jatuh di belakang dus.
hmmm.....
nah...dari pengalaman yang aku ceritakan tadi, untuk semua sahabat2 yang sedang mencari sesuatu...menunggu seseorang, atau apapun............., harus sabar menerima proses, kadang Allah menghendaki kita berjuang keraaaaaaaasss..sebelum apa yang kita inginkan di kabulkan. percayaaaaa dechhhh...sebenarnya harapan dan cita2 kita ada sangaaaaaaaat dekat, namun...ada rentang waktu yang hatus kita jalani untyuk berproses. pokoknya jangan putus asa, pasti akan ada hasil yang menyenangkan!!!!
just jalani, ikhlas, serta sabar...... huu...deeeeeeeeeeket bangeeeeeeeeeeet yang selama ini kita inginkan, yang elama ini kita cari.
oke oke oke...mana mana yang lagi sedih?? mana mana yang lagi putus asa, siap2 untuk langkah yang selanjutnya, setuju???
*** semangat yah buat semua!! n i lop u fullll banget
Thursday, December 10, 2009
rutinitas
hujan
kemarin,
pas mau ada hujan khan masih cerah cerah tuh.
tiba tiba aja hujan, dan aku kehujanan.
waduuuuuuuuhh...basah dech semuanya
wahhh...awan2 kayaknya mau main2 denganku, dia sebenarnya ingin ngasih tahu kalo air ujan itu menyegarkan, kalo pas badan kita lagi sehat.
hmm...tapi khan ada ujan asam?? kalo besi bisa karatan, lha kalo aku yang keujanan bisa apa??? karatan juga kali yah?? he he he..
pokok'e
hujan itu seperti air mata
yang keluar karena luapan jiwa
air mata yang keluar, hati yang kian lega
kalo begitu air mata asalnya dari hati kah??
*** yang baca ini pasti bilang, pasti yang nulis ini keren he he he
(* berkhusnudzon sama yang berkenan baca khan lebih baik he he*)
corat coret garing :P
sampai kapanpun, tangisan bayi akan tetap seperti itu.
sederhana, tapi banyak arti.
kadang kadand dikangeni orang orang.
semua kita pernah menjadi bayi, melakukan kesederhanaan yang membuat kalian para orang tua tampak lucu dan menyenangkan kalian.
mungkin masa yang indah adalah masa bayi yah?? he he he
trus masa remaja adalah masa bingung menurutku :P
bingun banyak yang suka, bingung karena pertama kali jalan ama pasangan , bingung yang membuat kita beralih ke masa dewasa...
masa dewasa...menurutku adalah masa memutuskan. mungkin pengalaman jadi bayi,jadi anak - anak, jadi remaja akan membuat seorang yang dewasa mampu memutuskan suatu perkara dengan bijak.
sekarang aku putuskan mencintaimu, keren khan he he
Tuesday, December 08, 2009
Miliku Milikmu
Pernah ku tak mampu melangkah
Airmata memasungku dalam duka
Ketakberdayaan memenjaraku dalam kepahitan
Namun hangatnya mentari memberiku tongkat semangat
Senyumanmu berjejer bak temali menjembataniku melangkah
Sapamu beraromu senyuman nan ceria
Lewat puisi kukatakan padamu
Bahagia kini miliku
Bahagia kini milikmu
*** hembusan rasa untukmu!
Airmata memasungku dalam duka
Ketakberdayaan memenjaraku dalam kepahitan
Namun hangatnya mentari memberiku tongkat semangat
Senyumanmu berjejer bak temali menjembataniku melangkah
Sapamu beraromu senyuman nan ceria
Lewat puisi kukatakan padamu
Bahagia kini miliku
Bahagia kini milikmu
*** hembusan rasa untukmu!
Menunggunya
Malam ini bulan mentertawaiku
Karena rindu yg berbunga sepanjang waktu
Kuhembuskan aroma kasih malam ini
Berharap angin kabarkan padanya
Dengan iman ku menunggunya
Hanya dengan iman, menentramkan kerinduan ini.
*** tanpabicara, tp untukmu!
Karena rindu yg berbunga sepanjang waktu
Kuhembuskan aroma kasih malam ini
Berharap angin kabarkan padanya
Dengan iman ku menunggunya
Hanya dengan iman, menentramkan kerinduan ini.
*** tanpabicara, tp untukmu!
Dari hape aja
Sbenernya pengen internetan, tp malas buka laptop. Perut rasanya sakit banget....
Ya udah ngetik di hape sambil tiduran.
Ya udah ngetik di hape sambil tiduran.
Friday, December 04, 2009
(cerpen) kalo gini rasanya lebih sayang
25 tahun silam, aku adalah gadis periang, cerdas, mudah bergaul, mandiri dan cukup cute untuk seorang gadis. Kawan kawan menyebutku Lican, Karena namaku adalah Lily, dan Can karena aku memang cantik. Maka ditetapkan lah aku dipanggil Lican. Di balik nama Lican ini, sebenar Lily adalah gadis yang pemurung atau melankolis sebutan gaulnya. Dan yang tak kalah penting Lily ini tidak pernah berorganisasi waktu jaman sekolahnya, lokasi favoritnya ketika dikampus yaitu kelas, kantin, perpus, mushola.. no hang out, no nongkrong di mall, no kongkow kongkow di cafĂ© pokoknya pas pulang sekolah langsung naik angkot langsung ke rumah. Walau rutinitasnya bikin bĂȘte untuk sebagian orang, Lily tetap di sukai kawan- kawanya. Dan merelakan berkarir di rumah saat dinikahi Nasyal.
Sedangkan Nasyal, lelaki berkulit pituh bersih itu cukup punya banyak penggemar rahasia di kampus, terbukti di fesbuknya, mantan pengeceng pengeceng hadir memberikan salam manis dan berbicara mengenai cinta monyetnya waktu dikampus. Ditambah kepiawainya beroganisasi, Nasyal juga berotak encer, dan semakin terkenal ketika Nasyal menjadi ketua senat pada zamanya. Pokoknya seleb kampus dah. Dan sekarang di panggil mas oleh Lican istrinya.
Saat menikahi Lican, Nasyal sudah dalam keadaan mapan , jadi Lican tidak perlu nyuci baju pake tangan, tingal pencet, nyuci sendiri deh.
Mungkin sesuai rumus, kalo jodoh takan kemana. Lican dan Nasyal menikah deh.
Neng!! Panggilan Nasyal buat istrinya, Lican
Hari ini kamu masak apa? Pertanyaan yang bisa di lontarkan Nasayal pada Lican melalui sms sesaat bila akan sampai di rumah.
Dengan sigap Lican membalas sms Nasyal. Kegiatan menyenangkan untuk bulan bulan pertama pernikahan mereka.
Kenapa cemberut? Kata Nasyal.
Wah kok bisa yah dia tahu ,kalo aku lagi sedih. Lichan bingung. Dasar wajah ini gak bisa di ajak kompromi “ kata Lican dalm hati.
Kok gak jawab sih? Nasyal terus mendesak.
Gapapa mas,aku pura pura gembira. Lican mencoba menutupi perasaannya dan tersenyum manis pada suaminya.
Gimana gak sedih, 2 bulan pernikahan Lican tak pernah bisa memberi uang jajan pada mamanya. Saat belum nikah Lican fikir hal ini tak akan membuatnya sedih, tapi ternyata sekarang Lican sedih tiada tara. Lebih sedih lagi, saat lican melihat, print nan transfer uang buat mamanya Nasyal. “sebenarnya aku suka suamiku berbakti pada orangtuanya, tapi kenapa ia tidak teringat bila akupun sama, punya ayah ibu dan aku punya keinginan berbagi” Lican berdialog sendiri dalam hatinya.
bener ya gapapa” kata Nasyal
Iya mas, ucap Lican lirih.
Lican mengisi waktu malam nya menonton tv sambil menunggu kantuk. Lican merasa senang bila bisa selalu bersama dengan orang yang dikasihi, apalagi dengan gaya khas Nasyal yang selalu bersikap lembuat dan sering mengecup pipi Lican, membuat Lican lupa kesedihannya tadi siang.
Kehangatan dan kelembutan yang diberikan Nasyal pada Lican tak membuat Lican melupakan masalah yang satu tadi. Lican selalu tampak murung bila keinginan memberi kuat terasa dalam hatinya. Dan melelehlah air mata itu. Air mata yang selalu membuat Nasyal bertanya tanya tentang keadaan istrinya.
Dipagi yang indah, Lican sudah siap dengan semangkuk oakeroat untuk suaminya juga tak terlewatkan nonton acara curhat ibu ibu di salah satu TV swasta.
Kok serius amat neng? Kata Nasyal.
Iya lah mas? Aku lagi sebel sama nara sumbernya , kata Lican penuh emosi.
Lha emang kenapa? Kata Nasyal penuh penasaran.
Menurut sang usatdzah seorang laki laki wajib memberi nafkah lahir dan gak perlu semua gajinya di sertahkan pada istrinya, aku setuju mas . Kata Lican penuh semangat menjelaskan pada suaminya.
Lalu dimana letak sebelnya sayang? Dengan lembut Nasyal kembali bertanya.
Disitu jelas, ada kewajiban untuk suami berbaktim kepada orang tuannya dan akan berdosa bila seorang istri menghalangi suami berbakti pada kedua orang tuanya, aku juga setuju mas. Kata Lican dengan tegas.
Tapi aku gak suka,ketika suami berbagi dengan orang tuanya, dalam hal ini uang tanpa sepengetahuan istrinya tidak berdosa,ustadazh tak menjelaskan bagaimana jika si istri pun ingin berbagi dengan orang tuanya???
Pernah kah mas bayangkan?? Rasanya maaaaaaaluuuuu sekali untuk menengadahkan uang hanya untuk memberi pada orang tuaku?? Kata kata lican meluncur cepat penuh emosi pada Nashal.
Kalo begitu tidak adil dong mas, enak sekali dia jadi laki laki yang berpenghasilan sehingga dengan ringan hati dan mudah untuk berbagai dengan keluarganya. Pokoknya aku sebeeeeeeeeeell……ucap Lican sambil menangis.
Tak hanya sampai di situ, lican kembali mengemukakan pendapatnya, seharusnya para suami itu mengerti, istri juga punya orang tua yang harus di sayangi, kenapa kalian lupa wahai para suami?? Aku, istrimu juga punya orang tua?? Aku istrimu juga ingin berbagi?? Tahukah??? Betapa sulit dan berat hati untuk meminta?? Kata kata penuh emosi terus keluar tak terkendali dari mulut Lican dan dengan sabar Nasyal mendengarkan nya.
Jika begini, kasian sekali para orang tua yang memilki anak perempuan. Hingga menutup mata harus berjuang keras demi sesuap nasi karena anak perempuanya menikah dan di bawa oleh suaminya. Aku gak suka semua ini, ini tak adil. Sambil terus menangis, Lican pun terus menumpahkan isi hatinya.
Aku benci semua ini. Kata Lican.
Hmmmmmmm….Nasayal menarik napas panjang.
Begini neng, sebenarnya ini masalah kecil saja, hanya saja neng secara psikologis memang tipe perempuan yang tidak bisa meminta seandainya neng bisa meminta pada mas, tentu hal ini tidak akan membuat mu sangat bersedih. Kata Nasyal menhibur Lican.
Ah..mas, bisa aja bicara begitu, tapi emang dasarnya mas emang melupakan kedua orang tuaku kan?? Jawab Lican penuh rasa kesal.
Ya..tidak begitu neng, mas takut bila mas mendahulu nanti justru akan jadi masalah, bukankah ayah neng juga tipenya bukan orang yang suka di kasih?? Mas sadar betul saat sang penghulu ketok palu dan kita sah menjadi suami istri, rejeki yang diperoleh mas adalah milik kita berdua, ada rejeki neng juga, jadi hak neng tuk meminta yah, kata Nasyal.
Ok deh, mulai sekarang aka nada zatah buat mamah neng yah, udah yah jangan sedih, khan enak kalo gini, kata nasyal menyabumng ucapan sebelumnya.
Kenapa sih mas, selalu saja membuat ku nangis lebih dulu gar mas mengerti?? Kata Lican.
Makanya neng…bisasakan bicara, jangan biasakan nangis he hhe he kata Nasyal. akhirnya mereka tertawa bersama berdua dan tak lupa kecupan sayang hinggap di kening Lican.
Oh yah mas….ngomong ngomong, suami suami yang masih gak bisa adil sama mertua gak dapat sertifikat poligami, gimana mau adali berbagi dengan istri istri dengan mertua aja lupa ha ha ha Canda Lican pada Nasyal suaminya.
Kalo udah gini rasa nya masin sayang deh mas……” kata Lican dengan manja.
***
(RinDu)
Sedangkan Nasyal, lelaki berkulit pituh bersih itu cukup punya banyak penggemar rahasia di kampus, terbukti di fesbuknya, mantan pengeceng pengeceng hadir memberikan salam manis dan berbicara mengenai cinta monyetnya waktu dikampus. Ditambah kepiawainya beroganisasi, Nasyal juga berotak encer, dan semakin terkenal ketika Nasyal menjadi ketua senat pada zamanya. Pokoknya seleb kampus dah. Dan sekarang di panggil mas oleh Lican istrinya.
Saat menikahi Lican, Nasyal sudah dalam keadaan mapan , jadi Lican tidak perlu nyuci baju pake tangan, tingal pencet, nyuci sendiri deh.
Mungkin sesuai rumus, kalo jodoh takan kemana. Lican dan Nasyal menikah deh.
Neng!! Panggilan Nasyal buat istrinya, Lican
Hari ini kamu masak apa? Pertanyaan yang bisa di lontarkan Nasayal pada Lican melalui sms sesaat bila akan sampai di rumah.
Dengan sigap Lican membalas sms Nasyal. Kegiatan menyenangkan untuk bulan bulan pertama pernikahan mereka.
Kenapa cemberut? Kata Nasyal.
Wah kok bisa yah dia tahu ,kalo aku lagi sedih. Lichan bingung. Dasar wajah ini gak bisa di ajak kompromi “ kata Lican dalm hati.
Kok gak jawab sih? Nasyal terus mendesak.
Gapapa mas,aku pura pura gembira. Lican mencoba menutupi perasaannya dan tersenyum manis pada suaminya.
Gimana gak sedih, 2 bulan pernikahan Lican tak pernah bisa memberi uang jajan pada mamanya. Saat belum nikah Lican fikir hal ini tak akan membuatnya sedih, tapi ternyata sekarang Lican sedih tiada tara. Lebih sedih lagi, saat lican melihat, print nan transfer uang buat mamanya Nasyal. “sebenarnya aku suka suamiku berbakti pada orangtuanya, tapi kenapa ia tidak teringat bila akupun sama, punya ayah ibu dan aku punya keinginan berbagi” Lican berdialog sendiri dalam hatinya.
bener ya gapapa” kata Nasyal
Iya mas, ucap Lican lirih.
Lican mengisi waktu malam nya menonton tv sambil menunggu kantuk. Lican merasa senang bila bisa selalu bersama dengan orang yang dikasihi, apalagi dengan gaya khas Nasyal yang selalu bersikap lembuat dan sering mengecup pipi Lican, membuat Lican lupa kesedihannya tadi siang.
Kehangatan dan kelembutan yang diberikan Nasyal pada Lican tak membuat Lican melupakan masalah yang satu tadi. Lican selalu tampak murung bila keinginan memberi kuat terasa dalam hatinya. Dan melelehlah air mata itu. Air mata yang selalu membuat Nasyal bertanya tanya tentang keadaan istrinya.
Dipagi yang indah, Lican sudah siap dengan semangkuk oakeroat untuk suaminya juga tak terlewatkan nonton acara curhat ibu ibu di salah satu TV swasta.
Kok serius amat neng? Kata Nasyal.
Iya lah mas? Aku lagi sebel sama nara sumbernya , kata Lican penuh emosi.
Lha emang kenapa? Kata Nasyal penuh penasaran.
Menurut sang usatdzah seorang laki laki wajib memberi nafkah lahir dan gak perlu semua gajinya di sertahkan pada istrinya, aku setuju mas . Kata Lican penuh semangat menjelaskan pada suaminya.
Lalu dimana letak sebelnya sayang? Dengan lembut Nasyal kembali bertanya.
Disitu jelas, ada kewajiban untuk suami berbaktim kepada orang tuannya dan akan berdosa bila seorang istri menghalangi suami berbakti pada kedua orang tuanya, aku juga setuju mas. Kata Lican dengan tegas.
Tapi aku gak suka,ketika suami berbagi dengan orang tuanya, dalam hal ini uang tanpa sepengetahuan istrinya tidak berdosa,ustadazh tak menjelaskan bagaimana jika si istri pun ingin berbagi dengan orang tuanya???
Pernah kah mas bayangkan?? Rasanya maaaaaaaluuuuu sekali untuk menengadahkan uang hanya untuk memberi pada orang tuaku?? Kata kata lican meluncur cepat penuh emosi pada Nashal.
Kalo begitu tidak adil dong mas, enak sekali dia jadi laki laki yang berpenghasilan sehingga dengan ringan hati dan mudah untuk berbagai dengan keluarganya. Pokoknya aku sebeeeeeeeeeell……ucap Lican sambil menangis.
Tak hanya sampai di situ, lican kembali mengemukakan pendapatnya, seharusnya para suami itu mengerti, istri juga punya orang tua yang harus di sayangi, kenapa kalian lupa wahai para suami?? Aku, istrimu juga punya orang tua?? Aku istrimu juga ingin berbagi?? Tahukah??? Betapa sulit dan berat hati untuk meminta?? Kata kata penuh emosi terus keluar tak terkendali dari mulut Lican dan dengan sabar Nasyal mendengarkan nya.
Jika begini, kasian sekali para orang tua yang memilki anak perempuan. Hingga menutup mata harus berjuang keras demi sesuap nasi karena anak perempuanya menikah dan di bawa oleh suaminya. Aku gak suka semua ini, ini tak adil. Sambil terus menangis, Lican pun terus menumpahkan isi hatinya.
Aku benci semua ini. Kata Lican.
Hmmmmmmm….Nasayal menarik napas panjang.
Begini neng, sebenarnya ini masalah kecil saja, hanya saja neng secara psikologis memang tipe perempuan yang tidak bisa meminta seandainya neng bisa meminta pada mas, tentu hal ini tidak akan membuat mu sangat bersedih. Kata Nasyal menhibur Lican.
Ah..mas, bisa aja bicara begitu, tapi emang dasarnya mas emang melupakan kedua orang tuaku kan?? Jawab Lican penuh rasa kesal.
Ya..tidak begitu neng, mas takut bila mas mendahulu nanti justru akan jadi masalah, bukankah ayah neng juga tipenya bukan orang yang suka di kasih?? Mas sadar betul saat sang penghulu ketok palu dan kita sah menjadi suami istri, rejeki yang diperoleh mas adalah milik kita berdua, ada rejeki neng juga, jadi hak neng tuk meminta yah, kata Nasyal.
Ok deh, mulai sekarang aka nada zatah buat mamah neng yah, udah yah jangan sedih, khan enak kalo gini, kata nasyal menyabumng ucapan sebelumnya.
Kenapa sih mas, selalu saja membuat ku nangis lebih dulu gar mas mengerti?? Kata Lican.
Makanya neng…bisasakan bicara, jangan biasakan nangis he hhe he kata Nasyal. akhirnya mereka tertawa bersama berdua dan tak lupa kecupan sayang hinggap di kening Lican.
Oh yah mas….ngomong ngomong, suami suami yang masih gak bisa adil sama mertua gak dapat sertifikat poligami, gimana mau adali berbagi dengan istri istri dengan mertua aja lupa ha ha ha Canda Lican pada Nasyal suaminya.
Kalo udah gini rasa nya masin sayang deh mas……” kata Lican dengan manja.
***
(RinDu)
silahkan pergi kasmaran
telah diterbitkan di www.ilmuiman.com
----------------------------------------------------------
siang itu aku berjalan menundukkan raut duka yang masih mendalam. Betapa begitu menyakitkan, lelaki yang telah di pilihnya telah menempatkan dia dalam koordinat yang tak bisa lagi berubah. Kesedihan ini tidak mutlak harus kujalani , karena dia belumlah resmi menjadi pendampingku.
Hhhhh……kutarik nafasku panjaaaaaaang sekali, Alhamdulillah lebih tenang.
“assalamualaikum….” Setibanya di pintu rumah dan kudapati Ibuku sedang shalat.
Kulangsung bergegas menuju kamar dan otomatis merebahkan tubuh yang sudah sejak tadi ingin rebahan.
Kupejamkan mataku hingga kantuk datang dan melupakan arimata kisah cinta yang membuatku menangis sesaat tak kuingat.
“udah shalat neng?” sapa mama di balik pintu kamar.
Ku hanya tersenyum dan segera mengambil air wudlu. Rasanya kok maleeeeeees sekali, tapi shalat adalah kewajiban!! Harus kutunaikan.
Empat rakaat sudah kulakukan, hingga tibalah saatnya memanjatkan doa. Air mataku perlahan menitik tak tertahankan, teringat perjalanan hidup , teringat diri yang penuh kealfaan, harapan harapan kutumpahkan, berharap pada sang Pengabul doa mengabulkannya.
“subhanallah, ,memang shalat adalah obat!! Shalat adalah peredam segala rasa, terimakasih Ya Allah, kini ku lebih tenang” ku katakana dalam hati sambil membuka pintu kulkas dan kudapati buah tomat kesukaanku.
‘ayo..makan dulu “ mama menggandengku ke meja makan.
Seperti biasa, meja makan adalah tempat curahan hati kami , anak anak mama siti.
Ku selalu menceritakana apa yang kurasan seharian di tempat kerja atau rasa hati yang susah , senang selalu tumpah di meja makan ini.
Hmmm….meja makan yang sederhana, tapi sungguh luar biasa kenikmatannya.
“ bagaimana kabar Rio, kok sudah lama tak silaturahmi ke sini?” mama ajukan pertanyaan seputar Rio.
Rio adalah kekasih ku yang baru ku proklamirkan di hadapan kehadapan mama ku sebulan yang lalu.
“ hmm…baik mah, jangan tanya2 tentang Rio dulu yah, lagi sebel nih’ jawabku datar.
Mama pun terdiam dan beralih ke masalah adikku yang bungsu yang katanya ingin daftar akademi militer.
“adikmu achir, katanya ingin ikut akmil, dia tadi katakan itu sama mama” ungkap mama.
“ya baguslah!!, tapi tumben dia begitu semangat ma?”
“ iya, mama mah dukung ajah, soalnya achir bilang dia udah pesan sama buguru di sekolahnya untuk memberitahukan nilainya yang jelek biar bisa di ulang karena cita2 achir ingin ikut akademi militer.
Mama juga heran kok achir begitu semangat, bahkan sempat di godain neng. Wadduuuuh kayaknya mama harus jual lapangan yang ada di depan rumah kita nih untuk biaya masuk akmil, tapi sertifikat lapangannya masih ada dipemda ha ha ha ” ujar mama sambil tertataq
“ha ha ha, aku tertawa lepas, karena lapangan yang ada di depan rumah bukanlah milik kami, ahhh mama ada ada saja!”
Hingga akhirnya aku harus meninggalkan mama di meja makan karena telp ku berbunyi.
“ hmm…. Rio!! Ada apa dia?””
Ya!...ada apa?
Kok galak amat? Jawab Rio.
Suka suka dong!! Ayo cepat katakan , ada perlu apa? Keketusan ku tambah.
‘Besok ada waktu gak? Ayo kerumah, mamaku ingin bertemu,” ucap rio.
Halahh…emangnya kenapa mama ingin bertemu? Ucapku penuh tanda Tanya.
“ Kita sudah tak ada waktu lagi, untuk membicarakan masalah keseriusan kita ini. Orang tuaku tak ada waktu lagi, ini lah kesempatanya agar kita bisa segera menikah, kalo kamu tak bisa ya sudah , lupakan saja” kata Rio panjang lebar.
Hmm…..aneh sekali perasaan ku, terkadang sebel banget sama Rio, tapi kalo dia bicara bernada mengancam , rasanya aku takut sekali kehilangan lelaki yang baru ku kenal itu. Keinginanku untuk berumah tangga, selalu membuatku lebih sabar untuk menghindari kata2 pisah, ku ingin mengakhiri semua ini dengan pernikahan yang indah dan rumah tangga yang sakinah. Ku tekan perasaan2 yang bisa menyebabkan kami berbeda pendapat hingga akhirnya kun selalu mengalah dan meng iya kan a pa yang dikatakan dan diperintahkan Rio.
Ya udah jam berapa? Begitulah jawaban yang kuberikan untuk Rio.
Jam 10 pagi! Jawab Rio.
“wah aku khan kerja Rio”
Itu terserah kamu!! Kata2 Rio sebelum menutup telpnya.
“ngeselin!!!” ucapku penuh kekesalan.
Begitulah Rio yang selalu membuat sesuatu menjadi penuh tekanan.
Tapi kadang kagang si Rio ini romantic juga, tak jarang dia mengirimiku puisi dengan keindahan kalimat yang hhmmm….tak bisa aku lupakan.
Silih bergantinya hari dengan diselingi pertarungan kata kata antara aku dan Rio, masih membut kami bertahan sebagai sepasang kekasih hingga 2 bulan terakhir ini.
Kalo difikir fikir, kayaknya airmataku lebih sering mengalir di bandingkan dengan tawaku ini, hhmmm… sabar juga aku yah??
**
“lagi apa??” sapa rio.
”hai Rio, lagi santai ajah nih” jawab ku
“mau jalan gak dengan ku” Tanya Rio
“kemana?” jawabku.
”aku mau ajak kamu ke suatu tempat yang sangat indah” kata Rio,
Aku begitu senang mendengar kata2 rio saat itu dan tanpa berfikir dua kali aku langsung memutuskan menerima ajakan Rio.
Dikafe ceria, kami bertemu dan kami langsung pergi menggunakan motor yang biasa Rio bawa. Tak terasa maghrib segera tiba, dan aku mulai curiga mengapa dari tadi Rio terus menerus membawaku naik diatas motor.
“sebenarnya mau kemana kita ?” tanyaku
“kehotel “ jawab Rio
“haaaaaaaaaa??” aku terkejut
“kenapa” Tanya Rio
“jangan gila dong, untuk apa kita ke hotel?? “ Tanya ku penuh rasa cemas dan takut.
“aku ingin tahu apakah kamu masih perawan atau tidak “ jawab Rio menantang
Aku tak sanggup menahan amarahku, sebuah tamparan khas tiba di pipinya Rio dan Rio diam saja tak melawan. Kontan mulutku memaki Rio, tanpa ada titik koma, aku terus menerus berkata kata dan Rio pun menjadi terpancing memaki. Seperti biasa kata kata rio pedas dan membuatku terluka.
“dasar perempuan murahan…aku tahu kalo kamu itu sebenarnya sudah tak perawan lagi, kalo masih perawan mengapa kamu takut ku ajak ke hotel, aku harus membuktikanya kalo gadis yang akan kunikahi adalah seorang perawan, ku harus yakin itu” bentak Rio keras.
hiks hiks….tangisku tak tertahankan lagi.
“mulai sekarang, aku tak ingin dipilih olehmu lagi, cari gadis lain!!, aku tak suka kamu memperlakukanku seperti itu, pergi lah kau dari sini, aku tak ingin melihat mu lagi” sambil menangis aku beranjak menjauhi Rio.
Hatiku benar2 hancur, orang yang kusayang meragukan kesucianku dan dengan cara yang sangat melukai hatiku dia mempertanyakan itu.
Ku berlalu dan langsung bergegas pulang kerumah, jam 8 malam aku tibe dengan wajah jusut dan mata yang sembab. Hal ini membuat kedua orang tuaku bertanya tanya.
Kukunci rapat rapat apa yang telah terjadi antara aku dengan Rio. Basah…semuanya basah, bantalku, mukena, termasuk hatiku hancur saat itu.
Sejenak aku menghela nafas, daaaaaaaaaaaann……perlahan lahan ku coba mengerti apa yang telah terjadi.
Allah lebih tahu mana yang terbaik buatku, dengan begini aku tahu bagaimana rasanya disiakan, bagaimana rasanya mencintai, bagaimana rasanya diabaikan, bagaimana rasanya bersabar dalan keadaan terluka. Beribu alas an positif menghampiriku. Alhamdulillah, rasanya lebih tenang dan kubisa sedikit melupak Rio.
Jujur….aku masih sayang Rio, seperti adanya sekarang ini, sering melukaiku. Cinta memang aneh!!
Kini hari hariku ku lalui untuk melawan rasa cinta, rasa rindu, rasa sayang untuk Rio yang kerap kali datang menghantuiku.
Rasanya tidak enak!!! Rasanya sakit!!!, tapi hidup terus berjalan. Silahkan pergi kasmaran!!! Aku akan melangkah menyambut kekasih hati karena Ilahi. Biarlah yang lalu berlalu, hari esok khan selalu indah dengan harapan dan kau yang kucinta pasti kan datang pada waktunya.
**
Cinta ku adalah doa
Berbuah ceria berbunga suka
Cintaku adalah maaf
Berakhir tawa berkisah cerita indah.
----------------------------------------------------------
siang itu aku berjalan menundukkan raut duka yang masih mendalam. Betapa begitu menyakitkan, lelaki yang telah di pilihnya telah menempatkan dia dalam koordinat yang tak bisa lagi berubah. Kesedihan ini tidak mutlak harus kujalani , karena dia belumlah resmi menjadi pendampingku.
Hhhhh……kutarik nafasku panjaaaaaaang sekali, Alhamdulillah lebih tenang.
“assalamualaikum….” Setibanya di pintu rumah dan kudapati Ibuku sedang shalat.
Kulangsung bergegas menuju kamar dan otomatis merebahkan tubuh yang sudah sejak tadi ingin rebahan.
Kupejamkan mataku hingga kantuk datang dan melupakan arimata kisah cinta yang membuatku menangis sesaat tak kuingat.
“udah shalat neng?” sapa mama di balik pintu kamar.
Ku hanya tersenyum dan segera mengambil air wudlu. Rasanya kok maleeeeeees sekali, tapi shalat adalah kewajiban!! Harus kutunaikan.
Empat rakaat sudah kulakukan, hingga tibalah saatnya memanjatkan doa. Air mataku perlahan menitik tak tertahankan, teringat perjalanan hidup , teringat diri yang penuh kealfaan, harapan harapan kutumpahkan, berharap pada sang Pengabul doa mengabulkannya.
“subhanallah, ,memang shalat adalah obat!! Shalat adalah peredam segala rasa, terimakasih Ya Allah, kini ku lebih tenang” ku katakana dalam hati sambil membuka pintu kulkas dan kudapati buah tomat kesukaanku.
‘ayo..makan dulu “ mama menggandengku ke meja makan.
Seperti biasa, meja makan adalah tempat curahan hati kami , anak anak mama siti.
Ku selalu menceritakana apa yang kurasan seharian di tempat kerja atau rasa hati yang susah , senang selalu tumpah di meja makan ini.
Hmmm….meja makan yang sederhana, tapi sungguh luar biasa kenikmatannya.
“ bagaimana kabar Rio, kok sudah lama tak silaturahmi ke sini?” mama ajukan pertanyaan seputar Rio.
Rio adalah kekasih ku yang baru ku proklamirkan di hadapan kehadapan mama ku sebulan yang lalu.
“ hmm…baik mah, jangan tanya2 tentang Rio dulu yah, lagi sebel nih’ jawabku datar.
Mama pun terdiam dan beralih ke masalah adikku yang bungsu yang katanya ingin daftar akademi militer.
“adikmu achir, katanya ingin ikut akmil, dia tadi katakan itu sama mama” ungkap mama.
“ya baguslah!!, tapi tumben dia begitu semangat ma?”
“ iya, mama mah dukung ajah, soalnya achir bilang dia udah pesan sama buguru di sekolahnya untuk memberitahukan nilainya yang jelek biar bisa di ulang karena cita2 achir ingin ikut akademi militer.
Mama juga heran kok achir begitu semangat, bahkan sempat di godain neng. Wadduuuuh kayaknya mama harus jual lapangan yang ada di depan rumah kita nih untuk biaya masuk akmil, tapi sertifikat lapangannya masih ada dipemda ha ha ha ” ujar mama sambil tertataq
“ha ha ha, aku tertawa lepas, karena lapangan yang ada di depan rumah bukanlah milik kami, ahhh mama ada ada saja!”
Hingga akhirnya aku harus meninggalkan mama di meja makan karena telp ku berbunyi.
“ hmm…. Rio!! Ada apa dia?””
Ya!...ada apa?
Kok galak amat? Jawab Rio.
Suka suka dong!! Ayo cepat katakan , ada perlu apa? Keketusan ku tambah.
‘Besok ada waktu gak? Ayo kerumah, mamaku ingin bertemu,” ucap rio.
Halahh…emangnya kenapa mama ingin bertemu? Ucapku penuh tanda Tanya.
“ Kita sudah tak ada waktu lagi, untuk membicarakan masalah keseriusan kita ini. Orang tuaku tak ada waktu lagi, ini lah kesempatanya agar kita bisa segera menikah, kalo kamu tak bisa ya sudah , lupakan saja” kata Rio panjang lebar.
Hmm…..aneh sekali perasaan ku, terkadang sebel banget sama Rio, tapi kalo dia bicara bernada mengancam , rasanya aku takut sekali kehilangan lelaki yang baru ku kenal itu. Keinginanku untuk berumah tangga, selalu membuatku lebih sabar untuk menghindari kata2 pisah, ku ingin mengakhiri semua ini dengan pernikahan yang indah dan rumah tangga yang sakinah. Ku tekan perasaan2 yang bisa menyebabkan kami berbeda pendapat hingga akhirnya kun selalu mengalah dan meng iya kan a pa yang dikatakan dan diperintahkan Rio.
Ya udah jam berapa? Begitulah jawaban yang kuberikan untuk Rio.
Jam 10 pagi! Jawab Rio.
“wah aku khan kerja Rio”
Itu terserah kamu!! Kata2 Rio sebelum menutup telpnya.
“ngeselin!!!” ucapku penuh kekesalan.
Begitulah Rio yang selalu membuat sesuatu menjadi penuh tekanan.
Tapi kadang kagang si Rio ini romantic juga, tak jarang dia mengirimiku puisi dengan keindahan kalimat yang hhmmm….tak bisa aku lupakan.
Silih bergantinya hari dengan diselingi pertarungan kata kata antara aku dan Rio, masih membut kami bertahan sebagai sepasang kekasih hingga 2 bulan terakhir ini.
Kalo difikir fikir, kayaknya airmataku lebih sering mengalir di bandingkan dengan tawaku ini, hhmmm… sabar juga aku yah??
**
“lagi apa??” sapa rio.
”hai Rio, lagi santai ajah nih” jawab ku
“mau jalan gak dengan ku” Tanya Rio
“kemana?” jawabku.
”aku mau ajak kamu ke suatu tempat yang sangat indah” kata Rio,
Aku begitu senang mendengar kata2 rio saat itu dan tanpa berfikir dua kali aku langsung memutuskan menerima ajakan Rio.
Dikafe ceria, kami bertemu dan kami langsung pergi menggunakan motor yang biasa Rio bawa. Tak terasa maghrib segera tiba, dan aku mulai curiga mengapa dari tadi Rio terus menerus membawaku naik diatas motor.
“sebenarnya mau kemana kita ?” tanyaku
“kehotel “ jawab Rio
“haaaaaaaaaa??” aku terkejut
“kenapa” Tanya Rio
“jangan gila dong, untuk apa kita ke hotel?? “ Tanya ku penuh rasa cemas dan takut.
“aku ingin tahu apakah kamu masih perawan atau tidak “ jawab Rio menantang
Aku tak sanggup menahan amarahku, sebuah tamparan khas tiba di pipinya Rio dan Rio diam saja tak melawan. Kontan mulutku memaki Rio, tanpa ada titik koma, aku terus menerus berkata kata dan Rio pun menjadi terpancing memaki. Seperti biasa kata kata rio pedas dan membuatku terluka.
“dasar perempuan murahan…aku tahu kalo kamu itu sebenarnya sudah tak perawan lagi, kalo masih perawan mengapa kamu takut ku ajak ke hotel, aku harus membuktikanya kalo gadis yang akan kunikahi adalah seorang perawan, ku harus yakin itu” bentak Rio keras.
hiks hiks….tangisku tak tertahankan lagi.
“mulai sekarang, aku tak ingin dipilih olehmu lagi, cari gadis lain!!, aku tak suka kamu memperlakukanku seperti itu, pergi lah kau dari sini, aku tak ingin melihat mu lagi” sambil menangis aku beranjak menjauhi Rio.
Hatiku benar2 hancur, orang yang kusayang meragukan kesucianku dan dengan cara yang sangat melukai hatiku dia mempertanyakan itu.
Ku berlalu dan langsung bergegas pulang kerumah, jam 8 malam aku tibe dengan wajah jusut dan mata yang sembab. Hal ini membuat kedua orang tuaku bertanya tanya.
Kukunci rapat rapat apa yang telah terjadi antara aku dengan Rio. Basah…semuanya basah, bantalku, mukena, termasuk hatiku hancur saat itu.
Sejenak aku menghela nafas, daaaaaaaaaaaann……perlahan lahan ku coba mengerti apa yang telah terjadi.
Allah lebih tahu mana yang terbaik buatku, dengan begini aku tahu bagaimana rasanya disiakan, bagaimana rasanya mencintai, bagaimana rasanya diabaikan, bagaimana rasanya bersabar dalan keadaan terluka. Beribu alas an positif menghampiriku. Alhamdulillah, rasanya lebih tenang dan kubisa sedikit melupak Rio.
Jujur….aku masih sayang Rio, seperti adanya sekarang ini, sering melukaiku. Cinta memang aneh!!
Kini hari hariku ku lalui untuk melawan rasa cinta, rasa rindu, rasa sayang untuk Rio yang kerap kali datang menghantuiku.
Rasanya tidak enak!!! Rasanya sakit!!!, tapi hidup terus berjalan. Silahkan pergi kasmaran!!! Aku akan melangkah menyambut kekasih hati karena Ilahi. Biarlah yang lalu berlalu, hari esok khan selalu indah dengan harapan dan kau yang kucinta pasti kan datang pada waktunya.
**
Cinta ku adalah doa
Berbuah ceria berbunga suka
Cintaku adalah maaf
Berakhir tawa berkisah cerita indah.
Subscribe to:
Posts (Atom)