Tuesday, April 29, 2008

Dialog Karakter dan Kelayakan Untuk Di Cintai.

Assalamu’alaikum wr wb,

Indah bukan? Tatkala sahabat kita si pulan akan menikahi si mulan pada hari HJ.

Lalu dengan sangat indahnya kita sering mendengar dan menyatakan “ wah…sebuah pasangan yang serasi” ketika meyaksikan pernikahan seseorang.

“pasangan serasi” kata2 yang selama ini menjadi pertanyaan buat saya.

Serasi itu apa dan bagaimana sih?

Kita ambil kasus yang paling dekat dengan saya, orang bilang mama dan bapak saya bukan pasangan serasi karena :

  1. bapaku orgnya berkulit hitam, serius, cerewet, disiplin, tegas, pekerja keras, tapi…agak sedikit manjaJ, maaf ya pa’
  2. mamaku orangnya cantik he he, putih, humoris, cuek, nyantai .(pokoknya mereka orang tua no 1 buat saya)

kadang2 kulihat mereka cekcok gara mama lupa menyiapakn minum air putih hangat kesukaan bapakku setiap pagi, ibuku menyikapinya dengan becanda tapi bapak menyikapinya dengan serius. Tapi tak jarang juga mamaku bete gara2 bapak yang super duper serius. Pokoknya ada banyak hal kecil yang kerap kali membuat mereka cekcok (kalo kata orang sunda, awet rajet he he), tapi tau tidak usia pernikahan mereka hampir 28 tahun. Subhanalloh.

Ada yang lucu dan aneh dari epristiwa itu menurutku, kadang mama kangen di omelin bapak “kok bapak tak ngomel yah he he, dengan gaya nya yang khas”

Saya juga tidak mengerti, karena menurut logika saya, semakin seringnya perselisihan maka mungkin akan menyebabkan yang sudah dekat menjadi jauh atau mungkin akan melepaskan sebuah ikatan.

Tapi justru lain, mama dan bapaku nampak begitu kehilangan saat karakter mereka tak muncul dan inilah yang menyebabkan mereka saling mendekat.

Tapi ini ada lain lagi cerita,uakku, menuruku dan juga orang lain adalah sebuah pasangan yang serasi. Mereka kerap kali menampilkan kemesraan mereka di hadapan kami. (jadi memotivasi kami yang belum menikah u/segera menikahJ)

Tapi tak tahu apa yang terjadi, mereka “bercerai”, sedih sekali mendengar itu.

“Cinta” ahh cinta, memang susah sekali di definisi olehku. Ternyata kekurangan seseoranga bisa juga menyebabkab seseorang u/ mencintai. Ya..kadang2 karakter pun harus didialogkan, cinta yang akan mengikat semua itu. Karena jauh di lubuk hati kita sebenarnya adalah keinginan u/ selalu saling mencinta. Marah tak selalu benci, tapi itu bentuk cinta juga. Diam tak berarti cuek tak mau tau, tapi itupun bentuk cinta.dst.Semuanya bias mengekspresikan cinta. Andaikan semuanya tahu…kalo itu semuanya, sebenarnya cintaJ. So, serasi itu apa? Masih tak tauJ

So kadang2 saya pun ,merasa tak pede “apakah saya layak di cintai?”Pertanyaan itu kerap kali muncul dalam benak saya. Misalnya ketika memutuskan tawaran seorang ikhwan u/saling ta’aruf. Dan otomatis di barengi pertanyaan ‘akankah saya mampu memberikan yang terbaik buat pasangan kita, setelah kita tahu di batasi dengan kekurangan, keterbatasan ilmu dst,

Lalu yang lebih jauh lagi, ketika mempertanyakan “Layakkah kah DIA mencintai saya” akankan saya diberikan kekuatan u/ mampu mempersembahkan yang terbaik untuk NYA.

Semua kembali pada cinta, dengan cinta kita persembahkan, kita abdikan , kita lakukan u/ seseorang atau sesuatu yang kita cintai dengan mengesampingkan semua bentuk kekurangan kita.

Lalu dengan rasa cinta pula, kita tertatih2 dalam rentetan godaan untuk selalu taat pada NYA,dengan sejuta harapan agar DIA mencinta kita. Cinta yang takkan pernah bertepuk sebelah tangan pabila kita menyatakan CINTA pada NYA.

Semuanya disatukan atas takdir dan cinta Alloh, ya…100% campur tangan Alloh, tak ada yang kebetulan.

Harapan terakhir adalah, semoga CINTA NYA kelak membawa kita ke surgaNYA.

Wallohu a’lam.

“Dari dan untuk hamba yang sedang belajar mencinta”

@Lily Liandiana - Cimahi City 27 April 2008@

No comments: