Koted! Kami biasa memanggilnya. Sebuah nama yang lucu dan unik,
Tinggi badannya hanya 167 cm dengan berat 60 Kg, kulitnya putih, dia orang lembanh sich J,
coba bayangin?? Orang nya sangat pendiam tapi cukup punya jiwa leadership di kelasku dulu.
Untuk urusan agama, orang2 menyebutnya ihkhwan banget. Kalo aku, kadang suka malu kalo di bilang akhwat, masih preman, tapi aku suka ihkwan he he,doakan yah, lg belajar agar bisa mendampingi ikhwan n berharap suatu hari ini aku bersanding dengan ikhwan sejati. Amiin.
Begitulah koted dan begitulah aku. Kami jarang sekali bercakap2, tp dalam hatiku menyimpan rasa simpati yang kayaknya lama2 di simpan berkembang jadi cinta dech. Tapi fikirku, itu hanya khayalan saja, karena tak mungkin dia mendambakan aku gadis yang waktu itu belum berjilbab.
Waktu berjalan, n hamdulilah aku mulai berkerudung, tepatnya 21 september. pokoknya belajar lah.
Aku sering perhatikan, bagaimana koted menjalani hari2nya, sungguh luar biasa, pribadi yang tenang, rapih n oke, pokoknya. Bagaimana rasulullh yah? saying sampai saat ini saya masih belum bisa meneladani jejak sang rasul, aku hanya baru bisa mengaguminya.
Awalnya, aku sangat malu kalo berbicara denganya, , Kalo pinjam diktat kuliah pun, aku biasanya pinjam lewat temannya. tetapi karena tugas2 kuliah akhirnya seiring mendekatkan kita dan keakraban pun terjadi.
Dia begitu care terhadap semua temen, itu yang membuat aku bertambah kagum , sikapnya yang mengayomi membuat aku betah berlama2 discuss dengan dia. Btw, gak ada yg tahu lho cerita ini)
Sampai di thn 2003, bulan october, kami di wisuda. Hamdulillah gelar S.Si, sudah di tangan. Saat itu cita2ku, setelah lulus, bekerja, menjadi istri lalu jadi ibu, tamat dech, he he. Memang di bilang telat yah, di usiaku yang 22 tahun, aku masih blm mikir u/ menikah, malah kerja dulu. Btw, tp aku sudah punya bayangan kira2 seperti apa calaon ayah buat anak2 ku nanti. So I am really like koted. (hanya di simpan dalam hati)
So how come? Hamdulillha juga , hasil penelitian Kami berdaya jual. Maka dengan dibanti dosen dan sahabat2, berdirilah sebuah CV, konsen di bidang water treatment.
Lalu, CV kami itu, market Kami di daerah purwakarta, Kami berdelapan mengembangkan CV yang kami bangun, kebersamaan pun juga terbangun juga disitu termasuk aku dan koted. So nice, aku bener2 bisa lihat bagaimana dia seorang yang berkemampuan u/ memimpin.
Sampai suatu ketika, di suatu malam selepas shalat isya,dia berbicang dengan ku di damping Osi sahabatku. Dia katakan ingin menikah. Good news!! Kmai sambut pernyataannya. Lalu tanpa pernah terlintas dalam hati, koted ingin menikahi ku.
Just fyi, saat itu , pengahasil kami dr hasil membangun CV tersebut ± 450rb/bulan (2004).memang tak salah kalo ada istilah cewek matre. AKu berfikir bagaimana mungkin, dengan penghasil segitu, menikahiku, uang jajanku saja dr orang tuaku, kurang lebih 300rb.(itu dulu waktu blm ngerti, padahal khan alloh bilang dalam kitabnya kalo siapa yang menikah, maka Alloh akan mengayakannya.)
Dengan alasan masih ingin belajar bekerja, kutolak keinginannya menikahi ku sampai beberapa kali.
Akhirnya ku kenalkan sahabatku, dessy kepada koted yang berharap bisa megobati perassan sedih koted, karena kecewa terhadapku. Selain itu juga aku tahu dessy memang ingin menikah dalam waktu dekat.
Sampai akhirnya koted dan Dessy saling bertemu, hingga koted pun mengatakan. “aku ta’aruf dengan dessy”, seneng sih tapi kok jelous yah ha ha,
Dibulan april 2005, pernikahan pun dilangsungkan dengan sangat sederhana, ku melihat koted dan dessy begitu bahagia. (Moga Alloh memuliakan mereka. Amiin).
Pelan2 aku belajar dr mereka, tentang apa itu arti menikah, dan semuanya tentang kehidupan. Semuanya berproses sampai akhirnya aku tahu, mengapa harus menikah dan karean apa aku harus menikah.
Setelah menikah koted, memutuskan u/ tidak bergabung lagi dengan Kami di Cv yang telah kami bentuk., dengan alasan yang sangat mulia, “aku ingin membahagiakan istriku dengan cara ku sendiri, aku mau jadi guru katanya” dan akhirnya dia memang menjadi guru honorer. Dan dessy manjadi seorang guide di sebuah perkebunan di cisarua lembang. Bisa di bayangkan bagaimana sederhanya kehidupan mereka.
Jika di lihat dr latar belakang ekonomi, keluarga koted termasuk berada, tp saat menikah + setelah menikah dia sama sekali tidak memanfaatkan kekayaan orang tuanya u/ mendukung kehidupan rumah tangganya sekarang.
Lalu, sudah menjadi ritual bagi kami satu angkatan untuk saling silmi 2bulan sekali dan bulan itu jadwaalny di rumah koted beserta istrinya.
Sangat mirip sebuah kos-an anak kuliah yang alakadarnya. Seperti layaknya sahabat, Kami menggoda koted, perihal pernikahanya dengan dessy. Mreka berdua senyam senyum bahagia. Jelous juga nich.
Setiap pertemuan, selalu saja ada hal menarik termasuk pertemuan kali ini dirumah koted. Sembari menikmati hangatnya persaudaraan kami, aku larut dalam kekaguman terhadap dessy, karena Alloh dessy menikahi koted, bukan karena salarynya. Maha suci Alloh yang telah mmpersatukan umatnya dalam pernikahan. Sambil menghampiriku dessy mengatakan sesuatu “ ayolah, genapi dienmu dengan segera menikahJ”, kamu bahagia des? Tanyaku. Sangat Bahagia ucapnya, menikah lah karena Alloh, tuturnya .
Astagfirullahal adzim, maafkan aku ya Alloh, kupernah berfikir melupakannmu, karena pernah menghitung rejekimu dengan jari tanganku. Menyangsikan janjimu. Begitu banyak nikmat yang tak pernah ku sadari sepenuhnya adalah sedungguhnya darimu. Pakaian yang kupakai, acessoris yang kukenakan, kerudung yg ku pakai dan semuanya, memang semuanya kubeli dr salary ku setelah bekerja, padahal hakikatnya semuanya dari Alloh. Ahh…betapa bedosa nya Aku.
Sesudah dzuhur kami menikmati hidangan yang sudah di siapkan dessy, makanan yang disiapkan bukannlah makanan mewah, ya…cukup sederhana, tapi nikmatnya sampai di hati. Mungkin beginilah jika menikah, semunya serba nikmat. Subhanalloh. Tak terasa, yang selalu otomatis selalu menemaniku, air mata!. Syukurku pada mu Robbi, kini ku mengerti.
Setelah cukup kenyang, Kami mengakhiri silmi kita and bergegas u/ kembali k rumah masing2. Sambil sama2 menbaca doa akhir majlis, koted menutup silmi kita, dan berkata “ inilah kamar tangga kami……………he he, doakan segera bisa membentuk rumah tangga’.
Huu…tiba, kodang nyeletuk, tp memang iya sih, koted+dessy mendiami sebuah kamar sederhana, bahkan sangat sederhana u/ seduah pasangan suami istri.
Dedicated to koted+istri, kehangatan, kebersamaan dalam kamar tangga kalian masih terasa dihatiku, bukan dengan kata2 kau bisikan dalam sukmaku tentana, apa, mengapa dan harus bagaimana menikah itu, tentang bulatnya sebuah keyakinan terhadap janji Alloh. Hhhhmm…..moga aku bisa mengikuti jejak kalian yang bahagia dengan menggenapi stengah dien mu. Salam kangen buat kalian serta buah hati kalian, Nay. I love you all, Moga Alloh selalu menunjukkan jalan ridlo nya.
Koted sekarang sudah s2, aku masih tetap s1 seperti dulu…subhanalloh, sapa coba yang kasi rejeki????? Allohu Akbar.